2 Juni 2023
Google search engine
BerandaPulau SumbawaSinergi Stakeholder mewujudkan Halal Industrial Park di NTB

Sinergi Stakeholder mewujudkan Halal Industrial Park di NTB

Sumbawa, pelitanews – Melanjutkan Roadshow dari Kabupaten Sumbawa Barat, Gubernur dan Rombongan kini melakukan Roadshow tahap dua di Kabupaten Sumbawa dengan mengangkat tema Inovasi Halal dan Baik dalam mendukung percepatan pembentukan ekosistem Industri Halal yang berlokasi di Kantor Bupati Sumbawa pada hari Jumat (05/08/2022).

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perindustrian NTB juga selaku Ketua Panitia Roadshow, Nuryanti., SE., ME. menyampaikan Tahun 2020 Gubernur NTB begitu semangat memperjuangkan JPS Gemilang, dan tahun 2022 ini ruang itu dibuka untuk E-Katalog daerah. Rangkaian kegiatan Roadshow ini juga memberikan pesan kepada pelaku usaha dan masyarakat bahwa belanja-belanja produk lokal kini sudah tersedia di E-Katalog baik oleh pemerintah daerah, oleh BUMN, maupun pihak pihak lainnya. Untuk itu administrasi dan standarisasi juga diperkenalkan pada forum hari ini.

Nuryanti juga berharap sinergitas antar stakeholder karena industrialisasi tidak bisa lepas daripada ekosistem dan kerjasama.

“Untuk itu Bapak Gubernur dan Bapak Bupati mohon dukungannya lebih lanjut pada kegiatan hari ini agar ekosistem industri dapat terbentuk di Sumbawa dan Nusa Tenggara Barat” Ungkapnya.

Tak lupa Kadisperin mengapresiasi capaian Kabupaten Sumbawa dalam inovasi di Kemenpan RB.

“Merupakan sebuah kebanggaan kabupaten bagi Sumbawa terkait inovasi halal dan baik ini di tingkat nasional yang masuk nominasi 25 besar. Sehingga Pemkab Sumbawa pun memilih Halal dan Baik sebagai Tema untuk Rangkaian Roadshow Gubernur kali ini.” Tuturnya.

Tema tersebut selaras dengan prestasi kabupaten Sumbawa yang melakukan Inovasi Halal dan Baik dan masuk Top 25 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2022, dalam kategori pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan yang diadakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Republik Indonesia beberapa waktu lalu. Hal ini berkesinambungan dengan salah satu program Dinas Perindustrian Provinsi NTB yakni, NTB Halal Industrial Park.

Dilanjutkan dengan pemaparan Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah yang menyampaikan bahwa halal dan Baik merupakan terjemahan dari Halalan Thoyyiban. Dari pihak Kabupaten mencoba untuk memfasilitasi para UMKM mengurus sertifikat halal. Dikarenakan selama ini mendengar dan menyaksikan bahwa untuk mengurus sertifikat halal ini butuh biaya tinggi. Pemkab juga berencana membentuk halal center yang terpusat di Kantor Diskoperindag, sehingga nanti setiap umkm yg akan dan berkeinginan untuk mengurus mendapatkan fasilitas halal ini bisa terfasilitasi.

Mengawali pemaparannya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc menyampaikan bahwa Industrialisasi adalah pendalaman struktur, industrialisasi adalah keberanian mengolah produk bahan baku lokal menjadi bahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi sesuai dengan teori ekonomi. Mengolah produk akan menyediakan kesempatan tenaga kerja baru sehingga pengangguran terselubung bisa diserap dan akan menghasilkan industri turunan yang lebih banyak. Dr. Zul menyampaikan bahwa Industrialisasi tidak sembarang industrialisasi, tapi ada teori dan prioritasnya.

“Pilihan industri itu penting. Sumbawa pada tahap awal pilih satu industri tertentu, konsentrasi full tapi industri itu akan memancing ekosistem yang lebih besar dan ada kesadaran untuk upgrading kapasitas manusia” Pungkasnya.

Gubernur NTB mengapresiasi Dinas Perindustrian yang kini memulai untuk fokus pada industrialisasi. Presiden RI pun sudah menginstruksikan untuk beli dan gunakan produk lokal yang menurut Gubernur NTB merupakan sinyal industrialisasi. Sehingga OPD ditingkat NTB maupun di Pemkab diharapkan untuk menggunakan produk produk lokal agar tidak hanya sebatas retorika saja. Selain itu, diskoperindag Kabupaten Sumbawa proaktif dalam mempromosikan dan mencari pasar di luar daerah untuk produk produk yang dihasilkan oleh IKM lokal.

Gubernur berharap kawasan Industri halal jangan hanya sekedar slogan dan hanya berisi makanan tetapi tidak ada peningkatan pada industrialisasi itu seperti klaster bank syariah dan proses proses lainnya. Ditambahkan juga industrialisasi ini betul betul difikirkan dalam jangka panjang, terutamanya memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Melanjutkan Talk show tersebut Junadi Marki, S.T., M.T, Kepala Pusat Pemberdyaan Industri Halal(PPIH) Kemenperin RI yang hadir secara virtual menyampaikan Ada kebijakan di kementerian Perindustrian Kawasan Industri Halal.

“Jadi sebenarnya kita punya potensi dengan konsumen halal terbesar di dunia kemudian ada tantangan untuk meningkatkan kontribusi kita, Indonesia masih peringkat 9 untuk eksportir ke negara negara OKI, kita juga ada konsen terhadap islamic finance” tuturnya

Kita harus m sama -sama menyamakan langkah untuk mengisi peluang tadi. Di ranking dunia kita nomor 4 setelah malaysia, kita memiliki peluang besar untuk bermain di industri halal. Islamic finance nomor 4, halal food nomor dua.

Sesuai Arahan dari kementerian Perindustrian kita perlu mandiri dan berdaulat, mengutamakan sumber daya lokal dan tidak bergantung pada import. Perlu juga tadi industri mandiri dan berdaya saing, tidak cukup hanya halal saja tetapi secara kualitas. Industri Halal merupakan industri yang membawa rahmat bagi sebagian alam bukan industri yang kapitalis yg kemudian dia bisa membunuh industri industri kecil di sekitarnya.

Dilanjutkan Prof. Ir. Sukoso, M.Sc, P.hD., Guru Besar Universitas Brawijaya Malang dan Ketua Halal Centre Indonesia yang juga hadir secara virtual menyampaikan Menjadi kewajiban kita semuanya untuk mengimplementasikan dari leading sektornya, Dinas Perindustrian untuk memperkuat apa yang menjadi harapan bersama Ekosistem halal melingkupi semua produk, tentu harus inright dengan sumberdaya alam dan mempersiapkan SDM di Kabupaten Sumbawa Khususnya dan tentunya di NTB untuk menjadikan NTB benar-benar the real halal destination. Kami terus ingin mendampingi, kami ingin terus berkontribusi bersinergi untuk memancing Industrialisasi yang lebih besar berkembang di Nusa Tenggara Barat. (red)

BERITA TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA Popular

Recent Comments

error: Content is protected !!